Esoteris merujuk pada pengetahuan
Dimensi eksoteris (lahiriyah) adalah dimensi yang berkaitan dengan aspek fiqh. Sedangkan dimensi esoteris (bathiniyah). adalah dimensi yang berkaitan dengan aspek tasawuf. Dalam menjalankan ibadah puasa, umat Islam pada umumnya terlalu fokus kepada dimensi eksoteris.
Menurut Kamus Cambridge "esoterik" didefinisikan sebagai "sangat tidak biasa dan dipahami atau disukai hanya oleh sejumlah kecil orang, terutama mereka yang memiliki pengetahuan khusus." Istilah "esoterik" berasal dari bahasa Yunani 'esōterikos' dan berasal dari 'esōterō' yang berarti "batin" atau "lebih jauh di dalam." Dengan demikian, gagasan tentang esoterik umumnya dikaitkan dengan pengetahuan rahasia atau tersembunyi, sebuah tema yang dapat ditemukan sepanjang sejarah dan lintas budaya.
Apa perbedaan antara eksoterik dan esoterik?
Perbedaan antara eksoterik dan esoterik terletak pada aksesibilitas dan prevalensi pengetahuan atau praktik yang dimaksud.
Pengetahuan esoterik bersifat pribadi, tidak jelas, dan eksklusif serta mungkin terkait dengan subjek seperti mistisisme atau hal-hal yang bersifat gaib. Di sisi lain, pengetahuan eksoterik bersifat luas, mudah diakses, dan dibagikan di antara masyarakat umum.
Misalnya, teori sains mutakhir dan kompleks yang hanya dipahami oleh beberapa pakar dapat dianggap esoteris. Sebaliknya, konsep sains dasar yang diajarkan guru kepada siswanya sebagai bagian dari pendidikan umum dianggap eksoteris.
Secara keseluruhan, istilah "esoterik" digunakan untuk menggambarkan pengetahuan dan ide yang tidak banyak diketahui, tetapi konotasi dan implikasi spesifik dari istilah tersebut mungkin berbeda-beda, tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam kasus "subjek esoterik", istilah tersebut dapat merujuk pada ranah pengetahuan yang rahasia atau kurang dipahami.
Berikut ini adalah beberapa bidang pengetahuan dan pengalaman manusia yang “esoteris”:
Ajaran spiritual esoteris: Banyak tradisi spiritual , seperti Kabbalah dalam agama Yahudi, Sufi dalam agama Islam, dan Tantra dalam agama Hindu, dianggap esoteris karena hanya sekelompok inisiat tertentu yang mempelajarinya. Ajaran tradisi spiritual ini menjelaskan cara kerja pikiran dan jiwa manusia serta membimbing para pengikutnya menuju pencerahan atau pembebasan spiritual.
Perkumpulan rahasia: Kelompok seperti Illuminati atau Freemason dianggap esoteris karena berbagi pengetahuan dan ritual rahasia yang hanya diketahui oleh para anggotanya.
Pengetahuan kuno: Studi tentang peradaban dan budaya kuno sering kali mengungkap pengetahuan dan praktik yang mungkin dianggap esoteris. Misalnya, studi tentang hieroglif Mesir kuno dan studi tentang teks Sumeria dapat dianggap sebagai pengetahuan esoteris karena hanya sejumlah kecil orang yang mampu memperoleh informasi tersebut, dan tidak diketahui atau dipahami secara luas.
Gerakan artistik: Andre Breton mendirikan gerakan Surealisme pada tahun 1924, yang berakar pada dunia esoteris dan okultisme. Surealisme berkembang di Paris sebagai gerakan kontra-budaya pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 yang didominasi oleh teknologi dan positivisme. Pelukis Rumania Victor Brauner menciptakan lukisan berjudul "Sang Surealis", yang menggambarkan seniman surealis sebagai pesulap, yang menggambarkan bagaimana gerakan tersebut memandang dirinya sendiri.
Kekhususan makna esoteris mungkin berbeda dari satu konteks ke konteks lainnya, tetapi ide-ide mendasar yang diwakili oleh istilah tersebut selalu ada. Ide-ide ini merujuk pada fakta bahwa ada unsur-unsur, simbol-simbol, dan wawasan yang hadir secara lintas budaya antara filsafat dan kepercayaan yang dianggap berada di ujung pengetahuan kita , yang hampir bersifat magis dan mistis.
Beberapa pengetahuan esoteris mungkin saja ternyata salah, tetapi ada juga bongkahan kebenaran yang bersarang di alam esoteris yang, setelah ditemukan, mengubah dunia kita.
Carl Jung adalah seorang psikiater dan psikoanalis Swiss yang dikenal karena wawasannya tentang hakikat jiwa, mendefinisikan konsep-konsep seperti ketidaksadaran kolektif dan arketipe.
Misalnya, arketipe "Ibu" melambangkan pengasuhan dan perhatian, sementara "Ayah" melambangkan disiplin dan otoritas. Jung percaya bahwa memahami arketipe ini dapat membantu kita memperoleh wawasan tentang perilaku kita dan perilaku orang lain.
Carl Jung mengeksplorasi makna esoteris, atau pengetahuan yang terkait dengan jiwa manusia, dan menemukan pola universal yang mewakili perilaku manusia. Ia berani untuk melihat ke kedalaman jiwa yang tidak diketahui untuk menemukan alat untuk memahami diri kita sendiri.
Jung, CG (2014). Arketipe dan ketidaksadaran kolektif . Routledge.
Gray, DB (2016). Tantra dan tradisi tantra dalam agama Hindu dan Buddha. Dalam Oxford Research Encyclopedia of Religion